Jaman
dahulu, petani-petani di daerah propinsi Cina sering berkumpul
bersama-sama untuk mengadakan perayaan sepanjang liburan tahun baru Cina
atau waktu-waktu lain jikalau hanya ada sedikit pekerjaan yang perlu
dilakukan di ladang. Perayaan ini terdiri dari berbagai macam akrobatik
dan pertunjukan-pertunjukan hiburan. Suatu hari di tahun baru Cina,
sekelompok orang berkumpul di depan kantor hakim daerah untuk
mengucapkan selamat tahun baru kepada hakim dan pejabat lainnya. Di
antara sekelompok orang tersebut berdiri seorang Bapak dan anak
laki-lakinya berpakainya agak lepas dengan baju yang longgar.
| |
Setelah
penduduk membungkuk dan memberi salam kepada hakim dan pejabat-pejabat
lainnya, Bapak tersebut dengan sopan santun berkata kepada hakim, "Saya
dan anak saya adalah pesulap keliling. Kami merasa terhormat untuk
menampilkan segala jenis pertunjukkan sulap yang anda akan suka untuk
melihatnya."
Hakim tersebut merasa senang
karena begitu banyak orang berkumpul di depan kantornya, lalu ia
tersenyum dan bertanya kepada Bapak tersebut, "Jenis permainan sulap apa
yang dapat kamu lakukan? Apa yang terhebat darimu?"
"Saya dapat merubah pengaturan dari empat musim," bapak itu menjawab. "Saya dapat menyulap segala hal."
Setelah berpikir sejenak, sang hakim berkata, "Saya ingin kamu menghasilkan buah persik saat ini juga di depan saya."
Saat
itu musim dingin dan tanah diliputi oleh salju, jelas-jelas bukanlah
musim untuk buah persik. Begitu mendengar permintaan hakim, bapak
tersebut mengerutkan dahi. Ia berkata pada anak laki-lakinya, "Nak,
karena Pak hakim ingin buah persik, kita harus berusaha yang terbaik
dari kemampuan kita untuk mendapatkannya. Tapi di mana pada bumi ini
dapat kita temukan buah persik di saat sekarang?"
"Sungguh
mustahil untuk menemukan buah persik di bumi ini pada saat musim
dingin," anak lelaki itu menjawab. "Satu-satunya tempat kita hanya bisa
mendapatkannya di surga."
| |
|
"Wah
jika demikian, kita harus berusaha untuk mendapatkannya satu untuk Pak
hakim meskipun itu berarti kita harus pergi ke surga."
Anak laki-laki terkejut mendengar jawaban ayahnya. " Tapi surga sangatlah tinggi, Bagaimana kita dapat mencapainya?"
"Pastilah
ada cara," jawab sang ayah. Ia mengambil tali dari kotaknya dan dengan
dorongan yang kuat melemparnya ke udara. Tali terus diperpanjang ke
langit seakan-akan tali tersebut hidup.
Semua
orang tekagum-kagum. Sang Bapak menengok pada anaknya, "Saya adalah
seorang yang harus naik ke surga, tapi saya sudah tua dan tidak cekatan
seperti dulu. Maukah kamu pergi ke sana ke tempatku ?"
"Tapi itu terlalu tinggi, dan tali itu sangat tipis," seru sang anak ketakutan."Bagaimana jika saya jatuh ?"
|
Sang
Bapak berkata, "Anakku , tidak ada seorang pun yang mencintaimu
sedalam-dalamnya seperti yang yang aku lakukan, tapi kehormatan kita
lebih penting daripada hidup kita. Kita tidak dapat berbohong pada Pak
hakim. Teruskan, jadilah anak yang berani dan mendakilah naik." Melihat
tidak ada penjelasan yang dapat memundurkan situasi tersebut, anak
lelaki tersebut melompat pada tali dan mulai mendaki mencapai langit.
Akhirnya ia menghilang dari penglihatan.
Pada
saat setiap orang menatap ke langit, tali tersebut tiba-tiba putus dan
sebagian darinya jatuh ke tanah. Setiap orang berteriak ketakutan. Sang
ayah sambil menangis, berkata. "Tambang tersebut telah putus, dan anak
saya tidak dapat kembali ke bumi." Seketika itu, satu buah persik
terjatuh dari langit. Sang ayah mengambil buah persik tersebut dan
menghadiahkannya kepada Pak hakim.
Setiap
orang menatap buah persik dengan tidak percaya dan tiba-tiba satu
kepala terjatuh di tengah-tengah kerumunan orang. Bapak tersebut
meratap, "Ini kepala anak saya. Para dewa pasti telah memotongnya karena
ia mencuri buah persik dari mereka." Tidak lama kemudian, dua tangan
dan dua kaki dijatuhkan dari langit. Setiap orang ketakutan , dan tidak
seorang pun tahu harus berbuat apa.
Bapak
tersebut mengumpulkan kepala, tangan-tangan dan kaki-kaki dan menaruh
semuanya ke dalam kotak. Lalu ia menutupi kotak dengan jasnya. Setiap
orang menaik nafas mereka, terheran-heran apa yang sedang dilakukan oleh
pesualp tersebut. Bapak itu tersenyum, menepuk kotaknya, ia berkata,"
keluarlah, nak. Pertunjukkan kita telah selesai dan setiap orang telah
menikmatinya."
Kotak terbuka, dan sang anak berdiri dengan utuh.
----------------------------------------------------------
Pesan Master Cheng Yen:
Kita
sering tidak mempercayai mata kita jika kita melihat pesulap
menampilkan trik-trik sulapnya. Tapi sesungguhnya mereka hanyalah
tergantung dari sulapan tangan. Tidak ada yang sungguhan jika kita
melihat pada trik-trik mereka.
Bukankah
hidup ini seperti sulap? Diamond Sutra mengatakan bahwa realitas adalah
seperti mimpi, gelembung, cahaya kilat, setetes embun. Tidak ada yang
tinggal selamanya. Sang Budha berkata," Tidak ada diri sendiri di dunia
ini." Mata, telingga, hidung, lidah mana bagian saya? Saya ini apa?
'Saya'
yang duduk berbicara disini kemarin tidaklah sama "saya" yang duduki di
sini hari ini. Meski saya yang ada saat ini setiap saat bukanlah saya
beberapa waktu yang lalu. Karena tidak ada sesuatu pun yang menetap, Apa
yang ada di sana untuk menjadi tempelan?
Kita
harus membiarkan segala yang melekat pada kita berlalu dan berhenti
memisahkan hal-hal antara diri kita dan orang lain. Hanyalah dengan cara
ini kita dapat memerankan peran kita sebaik-baiknya dan menjauhkan diri
dari pertengkaran.
|