Manuskrip Voynich
dianggap sebagai manuskrip (dokumen tulisan tangan) yang paling
misterius di dunia. Hingga saat ini, artefak abad pertengahan ini belum
bisa diterjemahkan isinya dan tidak diketahui pula pengarang resminya.
Diperkirakan ditulis antara tahun 1450 sampai 1520 Masehi. Meskipun
kemudian salah seorang ilmuwan mengaku berhasil memecahkan kode
manuskrip Voynich tersebut.
Manuskrip Voynich dan Asal Usulnya
Naskah in dinamai sesuai dengan nama
penemunya, Wilfrid M. Voynich, seorang dealer barang antik dan kolektor
asal Amerika Serikat. Ia mendapatkan naskah ini dari koleksi Villa
Mondragone di Frascati, dekat ibukota Roma, Italia sekitar tahun 1915.
Ia pun tertarik dengan manuskrip tersebut setelah beberapa lembar di
dalamnya terdapat beberapa ilustrasi gambar tentang herbal, diagram
astronomi, kosmologis, kaligrafi dan beberapa gambar lainnya yang
ditulis dengan bahasa yang tidak dikenal. Bakan ada gambar perempuan
kecil telanjang bermain – main di bak mandi.
Naskah ini memiliki ketebalan 240
halaman di mana sebagian halaman naskahnya telah hilang. Teksnya
terlihat jelas menggunakan tulisan tangan dari kiri ke kanan dengan
jarak spasi yang sempit. Jumlah alphabet dalam naskah Voynich
diperkirakan hanya sekitar 20 – 30 huruf yang berbeda. Anehnya,
rangkaian alphabet atau bahasa dalam teks tersebut tidak memiliki
keterkaitan dengan sistem bahasa – bahasa yang ada di Inggris maupu
huruf teks Eropa kuno.
Beberapa ilmuwan kemudian ada yang
menyebutkan kalau naskah ini ditulis oleh dua orang berbeda dengan
bahasa yang berbeda pula. Pada tahun 1921, Wiliam R. Newbold, professor
filsafat dari Universitas Pennsylvania menemukan sebuah bukti bahwa jika
naskah dibaca dengan kaca pembesar, maka di setiap karakternya akan
terlihat goresan pena yang sangat halus membentuk huruf – huruf Yunani
kuno. Ia pun kemudian menghubungkannya dengan catatan Roger Bacon,
seorang filsuf yang hidup di abad pertengahan dan menulis tentang
penemuan – penemuan sains dan ilmu pengetahuan.
Namun tetap saja para kryptolog
lain tidak dapat menerjemahkan isi naskah tersebut walaupun sudah
melakukan hal yang disampaikan oleh Newbold dan menyebutkan bahwa
goresan tinta tersebut hanyalah pecahan tinta secara alami dan wajar.
Manuskrip Voynich sudah
beberapa kali pindah kepemilikan. Tercatat, kaisar Roma, Rudolph II
pernah memilikinya dengan harga 600 Dukat Emas atau sekitar USD 80.000
zaman sekarang. Oleh kaisar Roma tersebut, kemudian manuskrip ini
dipinjamkan kepada kepala kebun Jacobus de Horcicky. Tidak ada catatan
lebih panjang tentang buku ini hingga akhirnya singgah di Villa
Mandragone.
Tahun 1961, manuskrip Voynich ini dijual
kepada pecinta buku antik asal New York, HP Kraus dengan harga $24.500.
Ia kemudian menjualnya lagi dengan harga $160.000 namun tidak ada yang
membelinya hingga akhirnya disumbangkan ke Universitas Yale pada tahun
1969, dan hingga kini masih disimpan di Perpustakaan Universitas
tersebut dengan nomor katalog MS 408 dan bertitle ‘Naskah Chiper’
Dari pergantian beberapa kepemilikan
tersebut kemudian akhirnya muncul dugaan bahwa manuskrip yang
menggunakan huruf karakter misterius ini adalah hoax atau
rekayasa semata. Tujuannya jelas sekali adalah untuk mengeruk uang.
Namun begitu, naskah ini tetap masih menjadi penelitian menarik para
ahli dari berbagai disiplin ilmu.
Manuskrip Voynich & Bahasa Yang digunakan
Seperti yang disebutkan pada awal
tulisan ini, bahwa pada tahun 2011 yang lalu seorang ilmuwan asal
Finlandia, bernama Viekko Latvala mengaku berhasil memecahkan isi teks
dalam manuskrip Voynich
tersebut. Lebih lanjut Viekko menyebutkan bahwa huruf dan karakter
dalam manuskrip Voynich merupakan huruf alfabet personal yang hanya
dimengerti oleh si pencipta manuskrip tersebut.
Viekko juga menyebutkan bahasa yang digunakan dalam manuskrip Voynich
ini adalah ‘bahasa nabi’ yang memerlukan kemampuan khusus untuk dapat
mengetahui metode cara pembacaannya. Karena penulis buku ini tidak
mengerti bahasa yang ada di dunia, sehingga ia harus menciptakan huruf
alfabetnya sendiri, meskipun beberapa diantaranya menggunakan gabungan
huruf italia dan spanyol kuno ditambah dengan bahasa Babilonia
terpencil. Namun, Viekko menyebutkan bahwa manuskrip Voynich adalah
sebuah naskah herbalogi yang berisi pengetahuan tentang ilmu pengobatan
herbal kuno.
makasih informasinya seru sekali untuk dibaca
BalasHapussuzuki ertiga