ketika keadaan mengharuskan Kita untuk menangis, tak usah berpura, menangislah. Tak semua airmata berarti lemah

Desa Legetang

Pernahkah anda mendengar nama sebuah desa bernama Legetang? Desa yang terletak di daerah Dieng itu memiliki cerita sejarah yang cukup mengerikan yang menimpa ribuan hunian yang asri dan teduh oleh suasana alam tersebut. Sebelum lanjut lebih jauh, izinkan kami menyuguhkan salah satu cerita yang telah dikenal semenjak ribuan tahun silam oleh umat Kristiani, Islam dan Yahudi.

Kisah Kota Gomoratth dan Sodom

Pada suatu ketika, terdapat 2 buah kota besar bernama Gomoratth dan Sodom yang ditulis  di dalam cerita perjalanan Nabi Lot. Menurut bahasa Ibrani,  Sodom memiliki arti ‘terbakar’ dan Gomoratth berarti ‘Terkubur’. Penduduk kota Gomoratth dan Sodom sangat menyenangi kesenangan duniawi seperti berjudi, berzinah, bermabuk – mabukan, kejahatan dll. Kota tersebut kemudian mengalami bencana hebat yang kemudian berakhir sesuai dengan namanya.

Disebabkan oleh perbuatan dan kelakuan dari masyarakat di kota Gomoratth dan Sodom, dipercaya mereka menerima azab yang setimpal dari kemurkaan Tuhan yang kemudian memusnahkan kota tersebut oleh kobaran api dan bebatuan panas dari perut bumi. Gomoratth dan Sodom terkubur di bawah permukaan bumi selama ribuan tahun hingga menjadi sebuah kisah sejarah atau legenda.

Menurut hasil penelitian yang pernah dilakukan, kehancuran kota tersebut disebabkan oleh energi panas bumi dengan suhu yang sangat tinggi menerjang serta menelan habis semua keberadaan dan eksistensi di kota tersebut. Dalam teknologi modern, menyamakan energi panas tersebut dengan suhu terpanas yang dimiliki oleh energi bom atom yang belum dimiliki pada peradaban masa itu.

Setelah membaca salah satu cerita diatas, anda mungkin pernah mendengar tentang salah satu desa yang berada di bumi Nusantara ini, yang bernama desa Legetang yang masih sedikit tertutup hingga saat ini.
desa legetang

Kisah Legenda Desa Legetang

Dukuh Legetang atau yang lebih dikenal dengan Desa Legetang terletak di daerah pegunungan DIeng, Jawa Tengah tepatnya 2 kilometer sebelah utara dari kompleks pariwisata Dieng, Kabupaten Banjarnegara. Bila anda mengunjungi tempat ini, anda akan melihat sebuah tugu yang sedikit aneh berdiri ditengah perbukitan kecil. Anda mungkin akan menerka – nerka, tugu apakah itu? Apakah itu ikon daerah tersebut? Apakah dibangun untuk tujuan astronomi?

Tugu tersebut dibangun untuk memperingati peristiwa mengerikan yang terjadi pada tahun 1955 tepatnya sepuluh tahun setelah kemerdekaan. Desa Legetang konon adalah desa yang indah, makmur, dan bahagia. Sawah dan ladang sangat kaya akan hasil alam. Buah – buahan, tanaman, dan hasil panen yang dihasilkan desa ini sangat layak untuk kita sebut sebagai bukti dari kekayaan alam.

Hal tersebut lah yang membuat para petani dan penduduk di desa ini hidup sukses dan berkecukupan. Namun pesona tempat yang menyuguhkan keindahan dan pemberian alam itu justru membuat masyarakat di desa tersebut lupa diri, karena pada masa itu desa legetang juga dikenal sebagai tempat maksiat, judi, dan pendosa lainnya. Perbuatan zinah antara ibu dan anak atau dengan saudara kandung merupakan hal yang lumrah terjadi disana dan bukan hal yang perlu dipermasalahkan lebih panjang. Penduduk desa ‘hidup’ dalam kemaksiatan siang dan malam.

Bencana Aneh Desa Legetang

Pada suatu ketika ditengah malam buta pada saat para penduduk desa sedang menikmati kemaksiatan, turunlah hujan yang sangat lebat. Sesaat setelah terhenti, sebuah suara yang sangat keras menyusul kemudian. Suara “Boom!!” yang menyerupai benda jatuh yang sangat besar itu bahkan terdengar hingga radius ratusan kilometer disekitar sana.

Keesokan harinya, masyarakat desa yang memeriksa tempat asal suara menemukan bahwa gunung Pengamun – amun telah terpecah menjadi 2 bagian dan longsoran hasil pecahan tersebut menimbun habis desa legetang dengan segala isinya. Desa yang semula berada pada permukaan lembah yang lebih rendah, oleh karena gundukan tanah yang menerjang tidak saja membuatnya menjadi permukaan rata bahkan berubah menjadi sebuah bukit. Kejadian tersebut menewaskan seluruh penduduk serta segala isinya.
Hal aneh yang belum terpecahkan hingga saat ini adalah bagaimana mungkin longsoran pecahan gunung Pengamun – amun tersebut dapat mengubur desa Legetang? Anda mungkin tidak mengetahui bahwa pada sisi lain dari gunung Pengamun – amun terdapat sungai dan jurang bahkan desa lain yang bermukim di pedataran yang lebih rendah. dan longsor seharusnya akan bergerak turun ke bawah, tidak sebaliknya ke dataran yang lebih tinggi seperti halnya desa Legetang.

Maka kesimpulannya, ketika peristiwa terjadi longsoran serta pecahan gunung terangkat naik ke dataran yang lebih tinggi dan mengubur habis perdukuhan Legetang. Sebuah kisah yang hampir serupa dengan cerita kota Gomoratth dan Sodom.

1 komentar:

Untuk membuat emoticon cukup ketikkan kode yang berada di atas

Budayakan berkomentar dengan sopan dan tidak mengandung SARA

Pasang foto kalian yang keren ^_^