Para
ilmuwan mengungkapkan fakta unik tentang burung hantu. Dalam tampilan
gaya fleksibel layaknya ahli sihir, burung hantu dapat memutar leher
mereka hingga mencapai 270 derajat tanpa mencederai pembuluh darah atau
merobek tendon mereka.
Namun, para ilmuwan di Johns Hopkins University School of Medicine, AS,
memiliki data lengkap untuk menjelaskan keterampilan yang cukup
mencengangkan dari burung hantu --fenomena yang membuat para pecinta
burung bertanya-tanya selama ini.
Skema
karakter istimewa dari leher burung hantu. (Ilustrasi oleh Fabian de
Kok-Mercado, Michael Habib, Tim Phelps, Lydia Gregg, and Philippe
Gailloud; Johns Hopkins University School of Medicine/National
Geographic Magazine)
Berbeda halnya dengan hewan lain dan manusia yang dapat memindahkan mata untuk mengikuti objek atau menggunakan peripheral vision untuk mengamati ruang, burung hantu harus memutar kepala mereka untuk mendapatkan efek yang sama. Burung hantu memiliki soket mata tetap yang artinya bola mata mereka tidak dapat memutar, sehingga memaksa mereka untuk merenggangkan leher sehingga tampak seperti sesuatu supranatural.
"Dalam kasus burung, sistem mereka dirancang untuk menangani sejumlah
pergerakan. Jaringan pembuluh darah dirancang sedemikian rupa sehingga
lentur," kata Eric Forsman, seorang ahli biologi satwa liar dari US
Forest Service.
Forsman menambahkan, burung hantu lebih lentur dibanding manusia karena
kepala burung ini hanya memiliiki satu socket pivot. Sementara manusia
memiliki dua, ini membatasi kemampuan untuk memutar.
Burung hantu memiliki beberapa ruas tulang belakang, tulang-tulang kecil
yang membentuk leher dan tulang belakang sehingga membantu mereka untuk
mencapai berbagai berbagai rentang gerakan. Sementara jika manusia
melakukan gerakan memutar seperti yang dilakukan burung hantu, akan
menyebabkan seluruh jenis pendarahan internal dan mengalami kerusakan.
Dalam penelitiannya, peneliti di Johns Hopkins mengambil 12 burung yang
telah mati dan menciptakan gambar tiga dimensi dari pembuluh darah dan
tulang mereka.
Peneliti juga menyuntikkan tubuh bangkai burung tersebut dengan pewarna
dan cairan plastik berwarna merah untuk mengamankan pembuluh darah
arteri sebelum dilakukan pembedahan.
Ketika dilakukan percobaan, ternyata tim menemukan bahwa burung hantu
memiliki arteri cadangan, yang mana ini memberikan pasokan nutrisi segar
saat pembuluh darah tertutup makan dengan cepat akan berbalik.
Sehingga arteri mereka membengkak untuk menampung setiap kelebihan darah yang dihasilkan dari proses tersebut.
Forsman menerangkan bahwa hal ini merupakan ciri dari proses adaptif
yang kuat namun tidak unik. Karena banyak burung lain yang memiliki
kemampuan yang serupa untuk dapat melihat sesuatu di belakang mereka,
elang ekor merah misalnya, sebagai hewan noktural mereka juga hampir
memilki kelenturan yang serupa.
"Ada banyak manfaat dengan memiliki kemapuan dapat melihat sesuatu
melampaui bahu Anda dan melihat sesuatu yang datang. Ini berguna jika
Anda berusaha menghindari predator yang datang atau dapat mendeteksi
mangsa," terang Forsman.
(Umi Rasmi Sumber: National Geographic News)
0 komentar:
Posting Komentar
Untuk membuat emoticon cukup ketikkan kode yang berada di atas
Budayakan berkomentar dengan sopan dan tidak mengandung SARA
Pasang foto kalian yang keren ^_^