Suatu
hari di sebuah kota kecil, terdapat seekor kura-kura yang tampak
digantung terbalik dengan tali pada tempurungnya. Sang penjual
meneriakkan, "Dijual! Dijual!" Keempat kaki si kura-kura terus menendang
udara, terlihat sangat menderita. Namun sang penjual tidak peduli.
Dengan suara lantang ia berteriak, "Ayo, silahkan beli kura-kura!
Dagingnya bernutrisi, dapat membuat panjang umur."
Kebetulan
seorang kakek yang berbudi dan welas asih lewat di tempat itu. Saat
melihat penderitaan Kura-kura, hatinya tidak tega. Si kakek berniat
membeli kura-kura itu untuk dilepaskan kembali ke habitatnya. Sang
penjual mengetahui bahwa kakek ini adalah orang yang baik hati, maka dia
sengaja membuka harga yang sangat tinggi.
| |
"Baiklah,
seekor harganya 1.000.000 tail (mata uang kuno)! Kalau tidak mau,
kura-kura ini lebih baik saya bawa pulang untuk dijadikan sup," katanya.
Mendengar perkataan sang penjual, tanpa pikir panjang Kakek langsung
menyetujui harganya.
Kemudian dengan
sangat hati-hati, Kakek membawa pulang kura-kura yang terluka itu
pulang ke rumahnya. Di rumah, Kakek melepaskan tali yang mengikat
Kura-kura, dan membersihkan mereka dengan air yang bersih, serta
mengobati luka mereka. Sesudah kondisi Kura-kura ini pulih, Kakek
membawa mereka ke tepi sungai untuk dilepaskan. "Berenanglah ke tempat
yang jauh, dan baik-baiklah menjaga diri. Jangan tertangkap oleh nelayan
lagi," pesan Kakek sambil melepas kura-kura yang perlahan berenang
kembali ke dalam air.
Hati Kakek
sangat bahagia. Dia pernah berjanji akan memperlakukan semua makhluk
dengan sama rata, bersumbangsih di saat mereka membutuhkan dan
menderita. Hari ini, janjinya telah terpenuhi, dan dia pun merasa sangat
tenang.
Selang tak lama, di suatu
malam yang tenang, saat semua orang sedang tidur lelap, terdengar suara
ketukan pintu tanpa henti. Kakek terbangun dari tidur lelapnya. Ia
meminta pelayan untuk melihat apa yang terjadi di luar. Ternyata ada
Kura-kura yang dengan erat menggenggam gelang pintu sambil mengetuk.
Kakek pun keluar untuk memeriksa. Ternyata sang kura-kura telah kembali.
Kura-kura menengadahkan kepalanya, memandang Kakek dengan mata penuh
rasa terima kasih mendalam.
Sambil
menundukkan kepala, Kura-kura berkata, "Terima kasih Anda telah
menyelamatkan hidup saya. Hari ini saya kembali untuk membalas budi
Anda. Dalam beberapa hari ke depan, air sungai akan meluap dan kota ini
akan terendam. Siapkanlah sebuah kapal. Pada saatnya nanti saya akan
menuntun Anda untuk meninggalkan kota ini."
Kakek
berterima kasih atas peringatan kura-kura. Begitu hari terang, Kakek
bergegas melaporkan berita ini kepada Raja, agar Raja mengumumkan kepada
rakyat yang tinggal di tempat yang rendah untuk mengungsi ke tempat
yang lebih tinggi. Raja sangat menghargai berita dari kakek dan segera
mengeluarkan titah untuk mengungsi. Sementara Kakek pun mulai
mempersiapkan kapal. Beberapa hari kemudian, air sungai meluap dan kota
mulai berubah menjadi lautan. Saat itu, Kura-kura muncul sesuai
janjinya, ia berkata, "Lekas, air sudah memasuki kota! Naiklah ke atas
kapal, saya akan menuntun Anda." Kakek dan keluarganya naik ke kapal dan
mengikuti Kura-kura.
Di perjalanan,
seekor rubah meminta pertolongan, dan Kakek pun menolongnya. Tak lama,
seekor ular berenang ke arah kapal meminta pertolongan, dan kakek
kembali menolong si ular. Kapal terus melaju. Kemudian seseorang
mendekat meminta pertolongan. Tepat saat Kakek menjulurkan tangan untuk
mengangkat orang itu, Kura-kura berseru, "Kita tidak boleh menolong
manusia!" Kakek merasa heran, "Rubah dan ular boleh ditolong, mengapa
manusia tidak boleh?" Tapi Kakek tidak tega melihat orang itu mati tanpa
ditolong, maka orang itu akhirnya tetap dinaikkan ke atas kapal.
Setelah
mengawal kapal hingga tiba di tempat yang aman, sebelum pergi Kura-kura
berkata pada Kakek, "Di dunia ini yang paling mudah berubah adalah hati
manusia. Beritahukanlah pada setiap manusia yang Anda tolong untuk
menjaga hati mereka baik-baik." Setelah mengucapkan terima kasih, Rubah
dan Ular juga pergi.
| |
|
Rubah
menemukan sebuah gua yang kering untuk beristirahat. Ternyata, di dalam
gua tersebut terdapat harta yang terpendam. Rubah pun bergegas
melaporkan penemuannya pada Kakek. Ia berharap Kakek dapat
menggunakannya untuk menolong makhluk lain. Namun, hal ini diketahui
oleh orang yang ditolong Kakek. Dalam hati orang itu terbersit
ketamakan. Dia mengancam Kakek, "Anda harus memberikan setengah harta
pada saya, bila tidak saya akan melaporkan pada pejabat setempat bahwa
Anda mendapatkannya dari mencuri."
|
Kakek
tidak menyetujuinya karena ia berencana menggunakan harta itu untuk
membantu lebih banyak makhluk yang menderita. Karena niat jahat sudah
berakar dalam hatinya, orang itu membuat laporan bohong kepada pejabat
setempat, hingga akhirnya kakek dipenjara.
Kabar
ini sampai ke telinga Ular. Untuk membalas budi pada Kakek, Ular
menggigit daun obat lalu diberikan pada Kakek dalam penjara. Ular
meminta Kakek menjaga daun obat itu baik-baik. "Kelak ini akan berguna
untuk mengeluarkan Anda dari penjara," pesannya. Tak lama kemudian,
putra mahkota sakit parah. Karena kondisi putranya terus memburuk, Raja
mengeluarkan pengumuman, "Siapapun yang dapat menyembuhkan nyawa Putra
Mahkota akan mendapat setengah wilayah kerajaan sebagai imbalan."
| |
|
Pengumuman
telah terpasang cukup lama, namun belum seorang pun berhasil
menyembuhkan putra mahkota. Saat mendengar kabar tersebut, Kakek
berpikir, "Apakah daun obat yang diberikan Ular dapat menyembuhkan putra
mahkota?" Daun obat itu pun diserahkan kepada Raja, dan setelah putra
mahkota memakannya, kondisinya berangsur-angsur membaik. Raja menepati
janjinya, setengah wilayah kerajaan dibagikan kepada Kakek. Dan kakek
menjalankan pemerintahan yang bajik di daerah kekuasaannya, mewujudkan
impiannya untuk menolong semua makhluk hidup.
|
----------------------------------------------------------
Pesan Master Cheng Yen:
Cerita
ini mengingatkan kita bahwa hati manusia sangatlah rumit. Terkadang
manusia melakukan hal yang kejam dan tidak berperikemanusiaan karena
dikuasai ketamakan. Hal inilah yang memusnahkan umat manusia. Apabila
kita dapat senantiasa menjaga hati, berbuat kebajikan, menyayangi semua
makhluk dengan hati yang setara, menjalin jodoh yang baik yang luas,
sesungguhnya kita sedang "menolong diri sendiri".
|