Sang
Buddha dengan tenang mendengarkan keluhan-keluhan orang tua tersebut,
lalu melirik keranjang ikan di sebelah orang tua tersebut. Ada beberapa
ikan menggeliat-geliat di dalam keranjang, terus berjuang dengan menahan
sakit untuk sekadar bernafas. Ketika melihat hal ini, Sang Buddha
menggelengkan kepala dan berlalu.
Ananda
mengamati, "Tampaknya penderitaan orang tersebut disebabkan dua hal:
anak lelakinya yang mendadak meninggal dan kesedihan menanggung biaya
hidup di usianya yang sudah renta. Benar-benar sedih melihat orang tua
yang merana seperti dirinya masih perlu menjual ikan di pasar untuk
bertahan hidup. Namun, tidakkah ia menyadari kalau ikan juga mempunyai
keluarga dan perasaan. Dengan menebarkan jala dan menangkap keseluruhan
jenis ikan, ia telah menghancurkan banyak keluarga ikan. Mengapa ia
hanya merasakan pedih kehilangan anak lelakinya dan gagal melihat
penderitaan seluruh ikan?"
Sang
Buddha menjawab, "Manusia terus menciptakan karma yang buruk dengan
membunuh makhluk hidup yang lain, dan begitu buah perbuatan mereka turun
pada mereka, mereka mengeluhkan kesukaran dan penderitaan mereka. Tidak
ada hal yang dapat saya lakukan selain bersimpati dengan angan-angan
manusia."
----------------------------------------------------------
Pesan Master Cheng Yen:
Makhluk
hidup seringkali mementingkan diri sendiri, "Saya mencintai...", "Saya
marah...", "Saya membenci...", "Saya suka...". Segalanya berawal dengan
"Saya". Bahkan sebelum mereka mengamati, hidup mereka dipenuhi dengan
kejahatan. Mereka lebih cenderung menfitnah dan dengki daripada
perkataan-perkataan yang manis dan menjadi lebih serakah dan tenggang
hati.
Sang Buddha percaya
bahwa semua makhluk hidup dilahirkan kembali ke dalam enam alam
kehidupan, yaitu: di alam surga, manusia, raksasa, binatang, setan
kelaparan, dan neraka. Jika orang tidak dapat mengolah kebajikan dan
berkah-berkah dengan mengerjakan tindakan yang baik, mereka akan
kehilangan bentuk manusia mereka dan jatuh ke dalam dunia yang lebih
rendah dari binatang pada kehidupan mereka selanjutnya. Pada saat hari
itu tiba, mereka akan berjuang dengan menderita seperti ikan di dalam
keranjang, menunggu untuk dibeli dan dimasak. Hal itu benar-benar nasib
yang mengerikan! Oleh karenanya, pada kehidupan sehari-hari, kita harus
berhati-hati dengan tindakan yang kita lakukan, perkataan yang kita
ucapkan, dan hal-hal yang kita pikirkan.
|